Kabar bahagia dari Irene Agustine dan Bimo Picky Picks. Bukan sekadar penantian anak ketiga, tapi sebuah simfoni cinta yang meredefinisi arti keluarga, membuktikan luka bisa menjadi melodi terindah.
Di tengah riuh rendah notifikasi dan hiruk pikuk linimasa, ada sebuah melodi yang berdentum konsisten dari keluarga Bimo ‘Picky Picks’ dan Irene Agustine. Melodi itu bukan berasal dari turntable DJ Irene atau bebunyian metal khas Bimo. Ini adalah detak jantung baru, sebuah nada ketiga yang kini tengah bersemayam, menanti untuk dimainkan ke dunia. Kabar kehamilan anak ketiga mereka bukanlah sekadar berita selebritas; ini adalah babak baru dalam sebuah simfoni keluarga yang dibangun di atas fondasi yang tak biasa.
Dulu, publik mengenal kisah Irene Agustine sebagai sebuah narasi tentang ketegaran. Seorang perempuan yang menavigasi jalan terjal, memeluk takdirnya sebagai ibu tunggal dengan kepala tegak. Lalu, semesta mempertemukannya dengan Bimo, seorang pria yang tak hanya jatuh cinta pada melodinya, tetapi juga pada keseluruhan komposisi hidupnya, termasuk sang buah hati, Valerie. Pernikahan mereka pada Agustus 2020 dan kelahiran Oliver seolah menjadi jembatan yang menyempurnakan harmoni.
Kini, harmoni itu akan semakin kaya. Pengumuman kehamilan ketiga yang mereka bagikan dengan keceriaan khas—lengkap dengan candaan soal genre musik apa yang akan dianut sang jabang bayi, antara EDM, metal, indie, atau hadroh—menunjukkan lebih dari sekadar kebahagiaan. Ini adalah sebuah manifesto. Sebuah pernyataan bahwa keluarga bisa dibentuk dari berbagai alur, bahwa masa lalu yang penuh disonansi bisa bertransformasi menjadi coda yang indah.
Di tangan pasangan lain, penambahan anggota keluarga bisa jadi cerita biasa. Namun, dalam konteks perjalanan hidup Irene Agustine, ini adalah pembuktian. Pembuktian bahwa luka dapat menjadi bagian dari lagu yang paling indah dan bahwa kebahagiaan bukanlah tujuan akhir, melainkan ritme yang terus dimainkan setiap hari. Mereka tidak hanya sedang menanti seorang bayi; mereka sedang mengaransemen ulang arti keluarga, menunjukkan pada dunia bahwa cinta adalah orchestrator terhebat yang mampu menyatukan nada-nada paling tak terduga menjadi sebuah mahakarya.